Perilaku
Membolos
PSIKOLOGI
ABNORMAL
Disusun
Oleh :
Nama : Sistria Rika Astuti
Nim : A1E116095
Kelas : 2/E
Dosen
Pembimbing : Fadzul, S.Psi , M.Psi
UNIVERSITAS
JAMBIFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN
KONSELING
TAHUN
AJARAN 2016/2017
Kata
pengantar
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat dan
hidayahnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas psikologi
abnormal tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun sebagai tugas mata kuliah Psikologi
Abnormal. Penulis berusaha menyusun makalah
ini dengan segala kemampuan , namun penulis menyadari bahwa makalah ini
masih banyak memiliki kekurangan baik dari segi penulisan maupun segi
penyusunan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun akan
penulis terima dengan senang hati demi perbaikan tugas selanjutnya.
Semoga makalah ini bisa memberikan inormasi dan menambah
wawasan mengenai perilaku abnormal di dalam lingkungan sekolah. Atas perhatian
dan kesempatannya penulis ucapkan terima kasih.
Penulis
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar.................................................................................................................. 2
Daftar Isi........................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang............................................................................................................ 4
1.2.Rumusan
Masalah........................................................................................................ 5
1.3.Tujuan.......................................................................................................................... 5
1.4.Manfaat....................................................................................................................... 5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Identifikasi perilaku membolos di lingkungan
sekolah.............................................. 6
2.2. Penyebab perilaku membolos..................................................................................... 7
2.3. Solusi yang bisa ditangani oleh Bk dari
perilaku mebolos......................................... 8
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan............................................................................................................... 10
3.2. Saran......................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 11
BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Setiap anak mengalami
tahap-tahap perkembangan. Tahap-tahap perkembangan anak secara umum sama. Pada
setiap tahap perkembangan, setiap anak dituntut dapat bertindak atau
melaksanakan hal-hal (perilaku) yang menjadi tugas perkembangannya dengan baik.
Perilaku adalah segala sesuatu
yang diperbuat oleh seseorang atau pengalaman. Kartono dalam Darwis (2006: 43)
mengemukakan bahwa ada dua jenis perilaku manusia, yakni perilaku normal dan
perilaku abnormal. Perilaku normal adalah perilaku yang dapat diterima oleh
masyarakat pada umumnya, sedangkan parilaku abnormal adalah perilaku yang tidak
bisa diterima oleh masyarakat pada umumnya, dan tidak sesuai dengan norma-norma
sosial yang ada. Perilaku abnormal ini juga biasa disebut perilaku menyimpang
atau perilaku bermasalah.
Kenakalan
siswa merupakan suatu bentuk perilaku siswa yang menyimpang dari aturan
sekolah. Kenakalan siswa banyak macamnya. Salah satunya ialah membolos atau
masuk tidak teratur. Membolos disebut kenakalan remaja karena membolos sudah
merupakan perilaku yang mencerminkan telah melanggar aturan sekolah.
Perilaku menyimpang adalah suatu
persoalan yang harus menjadi kepedulian guru, bukan semata-mata perilaku itu
destruktif atau mengganggu proses pembelajaran, melainkan suatu bentuk perilaku
agresif atau pasif yang dapat menimbulkan kesulitan dalam bekerja sama dengan
teman, yang merupakan perilaku yang dapat menimbulkan masalah belajar anak dan
hal itu termasuk perilaku bermasalah (Darwis, 2006: 43). Guru perlu memahami
perilaku bermasalah ini sebab anak yang bermasalah biasanya tampak di dalam
kelas dan bahkan dia menampakkan perilaku bermasalah itu di dalam keseluruhan
interaksi dengan lingkungannya.
Walaupun gejala perilaku
bermasalah di sekolah itu mungkin hanya tampak pada sebagian anak, pada
dasarnya setiap anak memiliki masalah-masalah emosional dan penyesuaian sosial.
Masalah itu tidak selamanya menimbulkan perilaku bermasalah atau menyimpang
yang kronis (darwis, 2006: 44).
1.2.Rumusan Masalah
1.
Bagaimana identifikasi perilaku membolos yang terjadi
di lingkungan sekolah ?
2.
Apa penyebab dari perilaku membolos tersebut ?
3.
Apa solusi yang bisa ditangani oleh Bk dari perilaku
membolos
1.3.Tujuan
1.
Mengetahui identifikasi perilaku membolos yang terjadi
di lingkungan sekolah
2.
Mengetahui penyebab dari perilaku membolos yang
dilakukan
3.
Mengetahui solusi yang bisa ditangani oleh BK dari
perilaku membolos
1.4.Manfaat
1.
Mengerti tentang identifikasi perilaku membolos yang
terjadi di lingkungan sekolah
2.
Mengerti akan penyebab dari perilaku membolos
3.
Mengerti solusi yang bisa di tangani dan di lakukan BK
dari perilaku membolos
BAB
II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1.
Identikasi perilaku membolos di lingkungan sekolah
Perilaku
abnornal merupakan perilaku yang menyimpang yang tidak sesuai dengan
norma-norma kehidupan bermasyarakat. Di lingkungan sekolah tentunya juga
terdapat perilaku abnormal atau perilaku menyimpang. Salah satunya yaitu
perilaku membolos. Perilaku membolos hanya salah satu di antara banyaknya
perilaku abnormal atau perilaku menyimpang yang terjadi di dalam lingkungan
sekolah.
Membolos
dapat diartikan sebagai perilaku siswa yang tidak masuk sekolah dengan alasan
yang tidak tepat, atau membolos juga dapat dikatakan sebagai ketidakhadiran
siswa tanpa adanya suatu alasan yang jelas. Membolos merupakan salah satu
bentuk dari kenakalan siswa, yang jika tidak segera diselesaikan atau dicari
solusinnya dapat menimbulkan dampak yang lebih parah.
Kata “BOLOS”
sangat populer dikalangan pelajar atau siswa baik di sekolah dasar atau di
tingkat menengah. Dari beberapa survei, jumlah siswa yang membolos pada
jam efektif sekolah hanya sedikit dibandingkan dari jumlah siswa yang tidak
membolos, terlepas sekecil apapun dari jumlah tersebut harus menjadi perhatian
bagi institusi yang bernama sekolah, karena apabila disikapi dengan tidak
serius, tidak tertutup kemungkinan yang kecil akan menjadi besar dan menjelma
menjadi bola salju liar yang akan terus menggelinding hingga jumlah siswa yang
membolos sekolah akan terus meningkat. Oleh karena itu penanganan terhadap
siswa yang suka membolos menjadi perhatian yang sangat serius.
Menurut Wikipedia, Truancy is unapproved absence from school, usually without a
parent's knowledge. Perilaku
membolos (truant behavior) adalah pembolosan yang tidak
disetujui dari sekolah, biasanya tanpa diketahui oleh orang tua.
Jadi siswa berangkat ke sekolah tapi tidak sampai ke sekolah dengan atau tanpa
alasan yang jelas.
Menurut Kristiyani (2009)
perilaku yang dikenal dengan istilah truancy ini dilakukan dengan cara,
siswa tetap pergi dari rumah pada pagi hari dengan berseragam, tetapi mereka
tidak berada di sekolah. Perilaku ini umumnya ditemukan pada remaja mulai
tingkat pendidikan SMP.
Sedangkan menurut Ridlowi (2009) membolos dapat
diartikan sebagai perilaku siswa yang tidak masuk sekolah dengan alasan yang
tidak tepat. Atau bisa juga dikatakan ketidak hadiran tanpa alasan yang jelas.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
perilaku membolos adalah perilaku siswa yang tidak masuk sekolah atau tidak
mengikuti pelajaran tanpa alasan atau dengan alasan yang tidak bisa
dipertanggung jawabkan. Dan perilaku ini termasuk perilaku abnormal.
2.2.
Penyebab perilaku membolos
Salah satu faktor penyebab perilaku membolos adalah terkait dengan masalah
kenakalan remaja secara umum. Perilaku tersebut tergolong perilaku yang tidak
adaptif sehingga harus ditangani secara serius. Penanganan dapat dilakukan
dengan terlebih dahulu mengetahui faktor penyebab munculnya perilaku membolos
tersebut.
1. Faktor Sekolah
Faktor sekolah yang berisiko meningkatkan munculnya perilaku membolos pada
remaja antara lain kebijakan mengenai pembolosan yang tidak konsisten,
interaksi yang minim antara orang tua siswa dengan pihak sekolah, guru-guru
yang tidak suportif, atau tugas-tugas sekolah yang kurang menantang bagi siswa.
2. Faktor Personal
Misalnya terkait dengan menurunnya motivasi atau hilangnya minat akademik
siswa, kondisi ketinggalan pelajaran, atau karena kenakalan remaja seperti
konsumsi alkohol dan minuman keras.
3. Faktor Keluarga
Meliputi pola asuh orang tua atau kurangnya partisipasi orang tua dalam
pendidikan anak (Kearney, 2001).
4. Perasaan
yang Termarginalkan
Perasaan
tersisihkan tentu tidak diinginkan semua orang. Tetapi kadang rasa itu muncul
tanpa kita inginkan. Seringkali anak dibuat merasa bahwa ia tidak diinginkan
atau diterima di kelasnya. Perasaan ini bisa berasal dari teman sekelas atau
mungkin gurunya sendiri dengan sindiran atau ucapan.
5. Kurangnya
Kepercayaan Diri
Perasaan
diri tidak mampu dan takut akan selalu gagal membuat siswa tidak percaya diri
dengan segala yang dilakukannya. Ia tidak ingin malu, merasa tidak berharga,
serta dicemoohsebagai akibat dari kegagalan tersebut. Perasaan rendah diri
tidak selalu muncul pada setiap mata pelajaran. Pada mata pelajaran yang ia
tidak suka, ia cenderung berusaha untuk menghindarinya, sehingga ia akan
pilih-pilih jika akan masuk sekolah.
Menurut Gunarsa (2002), faktor penyebab anak absent dan tidak ke sekolah dibagi
dalam 2 kelompok, yaitu:
1. Sebab dari
Dalam Diri Anak itu Sendiri
- Pada umumnya anak tidak ke sekolah karena sakit
- Ketidakmampuan anak dalam mengikuti pelajaran di sekolah
- Kemampuan intelektual yang tarafnya lebih tinggi dari teman-temannya
- Dari banyaknya kasus di sekolah, ternyata faktor pada anak yaitu kekurangan motivasi belajar yang jelas mempengaruhi anak
2. Sebab dari Luar
Anak
a. Keluarga
- Keadaan Keluarga --> Keadaan keluarga tidak selalu memudahkan anak didik dalam menggunakan waktu untuk belajar sekehendak hatinya. Banyak keluarga yang masih memerlukan bantuan anak-anaknya untuk melaksanakan tugas-tugas di rumah, bahkan tidak jarang pula terlihat ada anak didik yang membantu orang tuanya mencari nafkah.
- Sikap Orang Tua --> Sikap orang tua yang masa bodoh terhadap sekolah, yang tentunya kurang membantu mendorong anak untuk hadir ke sekolah. Orang tua dengan mudah memberi surat keterangan sakit ke sekolah, padahal anak membolos untuk menghindari ulangan.
b. Sekolah
- Hubungan anak dengan sekolah dapat dilihat dari anak-anak lain yang menyebabkan ia tidak senang di sekolah, lalu membolos.
- Anak tidak senang ke sekolah karena tidak senang dengan gurunya.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab perilaku
membolos siswa tidak hanya berasal dari dalam diri siswa itu sendiri (internal)
melainkan dapat juga disebabkan oleh faktor eksternal seperti lingkungan
sekolah dan keluarga.
2.3. Solusi
yang bisa ditangani oleh BK dari perilaku membolos
Dalam
menghadapi anak yang bermasalah peran BK
sangatlah penting. Sebagai sarana untuk mencari solusi, fungsi BK cukup
efisien. Melalui pendekatan personal, harapannya siswa dapat lebih terbuka
dengan pemasalahannya, sehingga pembimbing dapat memahami dan mendapat gambaran
secara jelas apa yang sedang dihadapi siswa. Menghentikan sepenuhnya kebiasaan
membolos memang tidaklah mudah dan sangatlah minim kemungkinannya. Tetapi usaha
untuk meminimalisisir kebiasaan tidak baik tersebut tentu ada. Dan salah satu
usaha dari pihak sekolah ialah dengan program Bimbingan Konseling (BK). Kita
mungkin pernah melihat atau bahkan mengalami sendiri bagaimana rasanya dihukum
karena membolos. Padahal menghukum bukanlah satu-satunya jalan untuk membuat
siswa jera dalam melakukan perbuatannya. Bisa jadi hal tersebut malah
menjadikan anak lebih bengal dan lebih susah ditangani. Sebab siswa remaja
merupakan masa kondisi emosi yang tidak labil, mudah tersinggung dan mudah
sekali marah. Ibaratnya tulang rusuk, jika dipaksakan untuk lurus maka ia akan
patah. Oleh karena itu, penanganannya harus hati - hati.
Tindakan yang dapat dilakukan
a. Dengan
Mengetahui Faktor - Faktor Penyebabnya
Dengan
mengetahui faktor - faktor penyebabnya, pembimbing sedikit tahu bagaimana
kondisi permasalahan siswa. Langkah selanjutnya ialah melalui pendekatan supaya
siswa yang membolos mau menerima arahan dari pembimbing. Adapun jika siswa masih
bersikap tertutup, tidak mau menceritakan permasalahan mengapa ia membolos,
maka pembimbing menggunakan cara lain yaitu menanyakan pada teman dekatnya.
Begitu semua informasi yang diperlukan telah diperoleh, pembimbing langsung
mengambil tindakan preventif dan pengobatan. Kegiatan membolos siswa tidak
sepenuhnya kesalahan siswa. Ada faktor dari luar yang juga turut andil dalam
pembolosan tersebut. Oleh karena itu, tugas BK selain memberi arahan pada siswa
juga mengkondisikan lingkungan sekolahnya sebaik mungkin supaya siswa merasa
betah berada di sekolah. Selain itu pembimbing juga selalu menjalin komunikasi
dengan keluarga siswa ada kesepakatan dalam usaha mengatasi masalah anak.
b. Menerapkan Gerakan Disiplin
Gerakan disiplin ini difokuskan untuk memantau para pelajar yang membolos
atau pergi pada waktu jam-jam sekolah. Biasanya mereka barada di tempat
keramaian atau di tempat hiburan. Pelajar yang membolos selain merugikan
dirinya sendiri juga berpotensi untuk menimbulkan keresahan di masyarakat karena
biasanya pelajar yang suka membolos
mempunyai tingkat kenakalan yang tinggi dan justru sering medekati kriminal
seperti pengompasan pelajar yang lebih kecil atau dibawahnya sampai dengan
tawuran dan pesta miras. Sex bebas di kalangan pelajar juga muncul dari
fenomena bolos sekolah dimana orang tua sering kali tidak di rumah karena harus
bekerja dimanfaatkan untuk berbuat negatif. Fenomena bolos sekolah ini
sebenarnya tidak bisa dianggap remeh karena dari sinilah banyak hal tentang
kerusakan moral pelajar dimulai.
c. Sosialisasi Kepada Pengelola Hiburan
Pihak Dinas Pendidikan dibantu oleh Satpol PP serta berkoordinasi dengan
Kepolisian harus terus mensosialisasikan kepada para pengelola hiburan seperti
Play Station untuk tidak menerima konsumen Pelajar pada jam sekolah. Kebanyakan
pelajar yang bolos sekolah ”bersembunyi” di sana. Setelah sosialisasi dirasa
cukup mungkin dengan penempelan stiker atau poster tentang larangan pelajar
bermain di waktu jam sekolah maka ditingkatkan menjadi taraf pemantauan. Jika
dari pihak pengelola masih membiarkan para pelajar bolos bermain di situ maka
dapat diberi peringatan ,jika peringatan tidak diindahkan maka bisa dilakukan
penyegelan sementara atau bahkan penutupan paksa disesuaikan dengan aturan yang
berlaku.
Sesungguhnya yang paling dominan dalam
mempengaruhi siswa membolos adalah keberadaan guru. Guru yang ideal harus
berfungsi sebagai,Designer of Instruction. Sebagai Designer, guru harus
mampu membuat pembelajaran menarik dan tidak membosankan, tapi seperti yang
telah kita ketahui banyak guru yang tidak mampu sebagai peracik bahan - bahan
pengajaran yang kemudian dikemas dan di sajikan menarik kepada siswa, sehingga
pada gilirannya siswa merasa jenuh di kelas.
BAB
III
PENUTUP
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Membolos
merupakan salah satu kenakalan siswa yang dalam penanganannya perlu perhatian
yang serius. Memang tidak sepenuhnya kegiatan membolos dapat dihilangkan,
tetapi usaha untuk meminimalisir tetap ada. Membolos termaasuk ke dalam
perilaku abnormal karena perilaku membolos adalah perilaku yang menyimpang.
Faktor -
faktor yang menjadi penyebab siswa membolos terbagi menjadi dua golongan, yaitu
faktor internal dan eksternal. Selain itu, faktor – faktor lain yang menjadi
penyebab siswa membolos lainnya, meliputi : faktor keluarga, faktor
kurangnya kepercayaan diri, perasaan yang termarginalkan, faktor personal serta
faktor yang berasal dari sekolah.
Peran
program Bimbingan dan Konseling (BK) dalam hal mengatasi siswa yang suka
membolos, yakni dengan mengetahui faktor - faktor penyebab siswa membolos,
menerapkan gerakan disiplin serta sosialisasi kepada pengelola hiburan. Melalui
program BK, pihak sekolah berupaya mencari solusi bagi mereka yang suka
membolos. Karena membolos terkait berbagai faktor, maka dalam penyelesaiannya
tidaklah mudah. Oleh karena itu pihak sekolah juga mengikutsertakan orang tua.
3.2.Saran
Semoga
dengan adanya makalah ini, maka akan membantu mengetahui salah satu perilaku
abnormal yang terjadi di lingkungan sekolah yaitu perilaku membolos. Perilaku
abnormal itu harus di hindari dengan cara selalu berprilaku yang baik, selalu
berfikir positif dan gaya hidup yang sehat.
DAFTAR
PUSTAKA
Sumber : http://depdiknas.go.id, Editorial Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan Edisi 36.
Diunggah tanggal 4 Juni 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar